Tuesday, January 2, 2018

Day 2 : My Vaksin Day

"Mens sana in corpore sano“ di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat.
Untuk menjadi tangguh modal utama yang dibutuhkan adalah kondisi badan yang sehat dan prima. Dengan begitu aku bisa mengexplore segala tempat yang ingin aku kunjungi. Mencari sebuah pengalaman dan cerita untuk dibagi. Serta mengarungi lika-liku dunia yang tak pernah ada habisnya. .

2017 sudah aku lalui dengan darah, keringat, dan air mata.
Dia sudah bekerja keras untuk tetap bertahan. You did well, myself 💙
Sebagai rasa cinta untuk diriku sendiri, di akhir tahun 2017 aku menghadiahi tubuhku "anti virus" agar bisa melalui 2018 dengan lebih baik lagi.

Yap, seperti yang pernah aku jelaskan di snapgram, kalau Indonesia saat ini sedang bahaya difteri. Kebetulan saat ini aku sedang banyak kegiatan di luar rumah. Banyak ketemu orang dan bahkan menyusuri pinggiran kota Jakarta yang sedikit kumuh. Sebenarnya sudah ada niatan untuk vaksin sejak pertengahan Desember, tapi aku selalu menunda. Terus tadi abis subuhan langsung terlintas untuk niat ke puskesmas pagi ini buat vaksin. Walaupun hari ini ada janjian sama mamake buat jalan, pokoknya harus vaksin dulu.

Akhirnya sekitar jam setengah 10, aku berangkat ke puskesmas. Muka sih santai, tapi hati kok degdegan ya? Sampe puskesmas, alhamdulilah gak begitu rame. Ternyata aku dateng di waktu yang tepat. Hari ini adalah hari terakhir program vaksin difteri di puskesmas. Klo aku kelewat hari ini, otomatis aku harus nunggu lagi sampe bulan depan, pas vaksinnya restock.

Di lokasi cuma ada beberapa anak kecil yang juga lagi ngantri buat di Vaksin juga. Iya cui, anak kecil. Ntaps, eyke sendiri nih yang udah gede.

Oh iya, vaksin difteri ini memang program pemerintah. Gratis untuk anak berusia 0-19 tahun. Kalau lebih dari usia itu bisa minta vaksin di rumah sakit seharga kurang lebih 100-200 ribu.

Vaksin difteri ini dilakukan 3 tahap. Tahap pertama adalah kali pertama kita suntik. Tahap kedua sebulan setelah kita suntik. Tahap ketiga 6 bulan setelah suntik.


Setelah vaksin rasanya biasa aja. Tapi setelah setengah jam langsung mengeluarkan reaksi. Untungnya tangan kiri yang disuntik,. Sdisuntikkan etelah di suntik seluruh tangan kiriku terasa sangaaat kaku dan pegal. Sedikit kesenggol aja sakit banget. Terus juga gak bisa ngangkat barang. Reaksinya berasa selama 2 hari. Nah setelah tangan pegal gak sampe situ aja, aku juga sempat demam. Entah karena itu memang reaksi vaksin atau memang daya tahan tubuhku yang tidak baik.

No comments:

Post a Comment