"Mens sana in corpore
sano“ di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat.
Untuk menjadi tangguh modal
utama yang dibutuhkan adalah kondisi badan yang sehat dan prima. Dengan begitu
aku bisa mengexplore segala tempat yang ingin aku kunjungi. Mencari sebuah
pengalaman dan cerita untuk dibagi. Serta mengarungi lika-liku dunia yang tak
pernah ada habisnya. .
2017 sudah aku lalui dengan darah, keringat, dan air mata.
2017 sudah aku lalui dengan darah, keringat, dan air mata.
Dia sudah bekerja keras untuk
tetap bertahan. You did well, myself 💙
Sebagai rasa cinta untuk diriku sendiri, di akhir tahun 2017 aku menghadiahi tubuhku "anti virus" agar bisa melalui 2018 dengan lebih baik lagi.
Sebagai rasa cinta untuk diriku sendiri, di akhir tahun 2017 aku menghadiahi tubuhku "anti virus" agar bisa melalui 2018 dengan lebih baik lagi.
Yap, seperti yang pernah aku
jelaskan di snapgram, kalau Indonesia saat ini sedang bahaya difteri. Kebetulan
saat ini aku sedang banyak kegiatan di luar rumah. Banyak ketemu orang dan
bahkan menyusuri pinggiran kota Jakarta yang sedikit kumuh. Sebenarnya sudah ada niatan untuk vaksin sejak
pertengahan Desember, tapi aku selalu menunda. Terus tadi abis subuhan langsung
terlintas untuk niat ke puskesmas pagi ini buat vaksin. Walaupun hari ini ada
janjian sama mamake buat jalan, pokoknya harus vaksin dulu.
Akhirnya sekitar jam setengah
10, aku berangkat ke puskesmas. Muka sih santai, tapi hati kok degdegan ya? Sampe puskesmas, alhamdulilah gak begitu rame.
Ternyata aku dateng di waktu yang tepat. Hari ini adalah hari terakhir program
vaksin difteri di puskesmas. Klo aku kelewat hari ini, otomatis aku harus
nunggu lagi sampe bulan depan, pas vaksinnya restock.
Di lokasi cuma ada beberapa
anak kecil yang juga lagi ngantri buat di Vaksin juga. Iya cui, anak kecil. Ntaps,
eyke sendiri nih yang udah gede.
Oh iya, vaksin difteri ini
memang program pemerintah. Gratis untuk anak berusia 0-19 tahun. Kalau lebih
dari usia itu bisa minta vaksin di rumah sakit seharga kurang lebih 100-200
ribu.
Vaksin difteri ini dilakukan
3 tahap. Tahap pertama adalah kali pertama kita suntik. Tahap kedua sebulan
setelah kita suntik. Tahap ketiga 6 bulan setelah suntik.
Setelah vaksin rasanya biasa
aja. Tapi setelah setengah jam langsung mengeluarkan reaksi. Untungnya tangan
kiri yang disuntik,. Sdisuntikkan etelah di suntik seluruh tangan kiriku terasa sangaaat
kaku dan pegal. Sedikit kesenggol aja sakit banget. Terus juga gak bisa
ngangkat barang. Reaksinya berasa selama 2 hari. Nah setelah tangan pegal gak
sampe situ aja, aku juga sempat demam. Entah karena itu memang reaksi vaksin atau
memang daya tahan tubuhku yang tidak baik.
No comments:
Post a Comment