Saturday, December 23, 2017

Candra Naya, Kisah Apa yang Engkau Pendam? #ExploreAlaIa

CandraNaya

Candra Naya  merupakan bangunan mungil yang terperangkap ditengah bangunan menjulang. Bangunan ini beralamat di Jl. Gajah Mada No 188, Jakarta Barat (Sebrang LTC Glodok).

Sehari sebelum ke Candra Naya, aku sempat browsing dulu tentang rute dan patokan apa yang harus aku perhatikan buat nemuin bangunan ini. Karena dari review yang pertama kali aku baca, kebanyakan orang kesulitan nemuin bangunan Candra Naya karena letaknya yang “tersembunyi”.

Dari hasil riset lewat google, kalau kesini naik transportasi umum. Stasiun terdekatnya itu Stasiun Juanda kemudian nyambung lagi dengan transjakarta ke halte terdekat Candra Naya yaitu halte Olimo atau halte Glodok. Candra Naya letaknya di tengah-tengah halte tersebut. Dari halte kalian bisa jalan kaki sekitar 300 meter. Hal paling mudah untuk di jadikan patokan agar kamu tidak tersesat adalah cari saja gedung Hotel Novotel di sekitaran jalan Gajah Mada. Jika sudah melihat gedung hotel Novotel, maka jangan ragu untuk masuk! Candra Naya ada di dalam gedung itu!

Sebenarnya mudah untuk menemukan bangunan ini, hanya saja banyak orang yang terkadang tak akan menyangka letak keberadaannya. Aku contohnya.. Awalnya aku juga gak nyangka kalau Candra Naya itu ada di dalam sana. Aku pikir Hotel Novotel hanya patokan sebelum aku harus berbelok ke sebuah jalan kecil. Bayangan yang terlintas dalam benakku ketika melihat gambar Candra Naya pertama kali di internet, aku  fikir tempat ini pasti harus melewati jalan kecil untuk menuju kesana. Tapi ternyata aku salah besar! Tidak ada jalan kecil disamping gedung hotel Novotel. Maps yang memanduku juga mengatakan kalau aku sudah sampai di tempat tujuan saat berdiri di mini halte depan hotel. TAPI DIMANA?! Yang ada didekat tempatku berdiri hanya gedung hotel Novotel bukan Candra Naya yang ada di bayanganku ataupun plang yang menunjukan jalan kesana.

Aku duduk sebentar di mini halte yang ada di depan hotel. Ada sebuah mobil keluar dari hotel dan ada seorang satpam yang sedang bertugas membantu mobil itu keluar. Setelah satpam itu selesai menunaikan tugasnya, aku tanya apa dia tau dimana Candra Naya. Satpam itu juga tidak tau dimana Candra Naya, ketika aku menyebutkan alamatnya, satpam itu justru mengarahkanku untuk pergi ke sebrang. Setengah berat hati dan dengan perasaan yang janggal aku duduk lagi di mini halte, aku yakin kalau ini sudah jalan yang benar, hanya saja aku butuh petunjuk dimana jalan masuk ke Candra Naya. Akhirnya aku mencari pencerahan lewat review blogger. Dan ada salah satu blogger yang menuliskan kalau candra naya ada di dalam hotel Novotel. Akupun memberanikan diri untuk masuk dan memasang muka tebal melewati satpam yang memberikanku petunjuk jalan yang salah (sebenernya sih sambil melirik sinis menghakimi, dalam hati "masa kerja disini tapi gak tau apa aja yang ada di dalem tempat kerjanya") . Dan ternyata benar, ternyata Candra Naya ada di dalam sana!!

Petama kali sampe di depan Candra Naya, aku sempat diam dulu sejenak memperhatikan sekeliling. Gak banyak pengunjung disana, gak ada petugas juga. Aku sedikit bingung apa untuk masuk kedalam itu harus membayar tiket masuk atau harus meminta izin terlebih dahulu. Karena gak ada orang yang bisa ditanya,  aku memberanikan diri untuk masuk. Disitu aku tau kalau tidak ada larangan apapun untuk masuk ke Candra Naya dan melihat-lihat sekeliling. Tapi tetap saja kita harus menjaga adab ketika sedang mengunjungi bangunan bersejarah. Dan jangan khawatir, FREE ENTERY kok, hehe.
Jadi ada apa aja sih di Candra Naya? 

Candra Naya itu bangunannya mirip sebuah rumah. Disamping kanan dan kiri bangunan utama Candra Naya ada cafe-cafe nih. Di sebelah kanan ada penjual dimsum, somay, minuman dan lain-lain. Kemudian di sebelah kiri ada cafe namanya Kopi Oey. Cafe ini bergaya klasik dengan menyediakan tempat indoor dan outdoor. Kalau dilihat dari promo yang terpajang di jendela-jendela dan papan di depan cafe tersebut menu yang ditawarkan beragam. Ada makanan berat berpaket seperti nasi + Ayam + sayur + minuman, dan kalau tidak salah lihat disana juga menjual alkohol tingkat rendah. Harganya makanannya cukup mahal untuk kalangan mahasiswa seperti aku. Mungkln karena cafe ini ada di dalam hotel jadi harganya pun juga tergolong tinggi. 

Kita mulai dari halaman depan bangunan utama ya..
Di halaman depan ini terdapat ornamen khas budaya tiongkok, seperti lampion,  petasan gantung dan ada dua buah figura yang menceritakan sejarah tentang bangunan ini. 

Didalam bangunan Candra Naya tidak ada pengunjung. Hanya ada aku dan seorang Office Girl yang sedang bersih-bersih disana. Tak ada penjaga. Dan tidak ada orang juga yang bisa aku tanyai untuk mengetahui kisah apa yang tersimpan dibalik bangunan mungil ini sebenarnya.

Dari membaca sejarah yang tertulis di halaman depan bangunan itu, aku jadi sedikit tau mengenai Candra Naya. Dalam tulisan itu mengatakan bahwa Candra Naya dulunya adalah Markas Asosiasi Xin Ming yang kegiatan utamanya adalah mengelola dan memimpin seluruh komunitas Tionghoa di Batavia. Sebelumnya, Candra Naya merupakan bekas rumah major Khow Kim An, pemimpin masyarakat Tionghoa di Jakarta pada masa kolonial Belanda pada 1910-1916.  Ia memiliki 14 orang istri dan 24 orang anak. 

Tidak ada yang tau persis kapan bangunan Candra Naya ini dibangun. Sebagian menyebutkan bangunan itu sudah dibangun oleh ayah Major Khow Kim An yakni Khow Teng Tjoan. Tapi ada juga yang menyebutkan kalau bangunan ini sudah didirikan sejak masa kakeknya yakni Khow Tian Sek. Dalam informasi yang aku baca, perkiraan dibangunnya Candra Naya itu pada tahun kelinci, hal ini karena dalam gedung terdapat lukisan dengan tulisan dalam bahasa Cina dengan karakter "Han" yang artinya "Pada musim gugur di tahun kelinci"

Masuk kedalam bangunannya, ruang pertama yang saya masuki hanya ruangan kosong. Ruangan ini seperti disimbolikan sebagai ruangan selamat datang atau kalau dalam struktur rumah ruangan ini bisa dibilang sebagai ruang tamu. Di tembok kanan dan kiri tergantung lukisan wajah Khow Kim An. Aku juga baru sadar ketika menengok kebelakang kalau ternyata di pintu masuknya terdapat tulisan aksara cina yang aku gak tau apa makna artinya. Hal yang pertama kali terlihat ketika masuk ke dalam ruangan ini adalah sekat besar untuk membagi ruangan ini dengan ruangan selanjutnya yang disebut sebagai main hall.


Di main hall sendiri hanya
ruangan kosong dengan beberapa pajangan dinding yg bertuliskan filosofi Tionghoa. Ruangan ini tampak sangat tenang dan paling banyak tersinari cahaya. Jelas saja karena atap dari ruangan utama ini dibuat setengah transparan dengan kaca. Diruangan ini kalian bisa mencium wangi-wangi semacam aroma terapi. Di pojok ruangan memang ada alat aroma terapi nya. Pertama sih aku juga agak parno gtu, kirain wangi ini berhubungan sama hal-hal mistis, kan serem, mana sendirian kan di ruangan itu. Untung sih nyadar kalo dipojok itu ada alat aroma terapi. Gak lucu banget klo tiba-tiba ngacir ketakutan. Oh ya, dipinggir sebelah kiri terdapat sebuh jendela yang menghadap langsung ke cafe kopi oey, bakal kedengeran sih orang-orang yang ada di luar..



Di main hall disana ada dua kamar, yang dulunya itu kamar sebelah kanan kamar utama sekaligus tempat kerja. Sedangkan kamar sebelah kiri itu dulunya kamar anak. Gak ada apa- apa didalemnya. gak ada furniture atau keterangan lainnya. Di dindingnya cuma ada pajangan yang entah aku harus nyebut nya aja.


Bagian menariknya di halaman belakang ada sebuah kolam emas berisikan ikan koi cantik dan kolam tsb jg dihiasi air mancur berbentuk katak dan kura-kura naga berwarna emas. Menurut interpretasi ku mungkin ini disebut sebagai kolam kemakmuran. Dalam etnis cina emas memiliki makna kemakmuran. 
Oh ya, di halaman belakang juga bisa menjadi akses masuk hotel. Di pojok halaman juga ada sebuah kelenteng, dan harap hati-hati utk tdk membuat keributan dan merusak persembahan disekitar halaman belakang untuk menghormati orang-orang yang sedang beribadah disana. Cukup banyak juga yang beribadah disana.




Aku sebenarnya bkn seorang penikmat sejarah yg menelusur kisah dlm sebuah bangunan, tp setidaknya aku tdk ingin berkunjung tanpa membawa pulang sebuah pengetahuan. Sampai saat ini Candra Naya di lestarikan oleh masyarakat Etnis Tionghoa Jakarta sebagai salah satu warisan budaya.

Monday, October 2, 2017

KMart, Supermarket Korea di Jakarta yang bisa bikin ketemua Oppa! #JajananIa



Annyong Pitchers..

Kali ini aku mau review salah satu tempat yang (mungkin) bakal jadi surganya para Korean Food Lovers niih..

Kids  yang play di Jakarta khususnya sekitaran Jakarta Selatan, pasti tau sih lokasi tempat ini. Tapi kids sekitaran Bekasi belum tentu banyak yang tau karena letaknya yang beda pelanet. Haha. Dan buat kalian yang suka nonton Vlog review tempat makan di Jakarta, juga setidaknya pernah denger nama tempat ini. Karena akupun tau tempat ini pertama kali dari salah satu vlog orang. HaHaHa..

Ah cincong lau, tinggal kasih tau dimana aja ribet banget! Wush.. Slow down bebih.

Okay, jadi tempat yang aku mau review ini namanya K-Mart yang lokasinya di Grand Wijaya Center, Kebayoran Baru, deket kawasan Darmawangsa, Jakarta Selatan. Sebenernya KMart itu ada beberapa cabang, tapi yang cukup populer itu KMart yang ada di Darmawangsa ini.

Saran aku klo mau kesana mending naik transportasi umum aja. Kenapa? Biar gak begitu capek dan mendukung program pemerintah untuk mengurangi kemacetan (sempet-sempetnya yes kampanye #lol). .

But seriously, aku pribadi kalo kesana lebih milih naik transportasi umum. Klo naik kendaraan pribadi nyampe sana udh badmood duluan karena macet parah. Klo naik transportasi umum masih mendingan. Selain murah, kamu cukup jadi penumpang aja gak ush mikir jalan lagi(asal naik bus yang tujuannya bener aja). Keuntungan lainnya transportasi umum punya "jalannya sendiri" buat nyampe tujuan, jadi orang-orang bermacet ria kita sih lancar jaya!

Trasnportasi umum kesana ada busway dan kopaja. Tp klo kopaja, aku lupa nomor brp, jarang merhatiin, kadang malah asal naik. Sedangkan kalo busway kalian naik yang ke tujuan Blok M. Turun di blok M nya. Dari situ udh lumayan deket. Klo mau super duper irit dan mau capek, jalan kaki juga gak apa-apa, tp klo gak mau ribet naik ojol aja, tulis tujuannya KMart Grand Wijaya, paling cuma 3-5 ribu dengan waktu tempuh sekitar 5-10 menit karena harus muter dulu..

Rute bagi kalian yang dari Bekasi, bisa naik kereta terlebih dahulu dari stasiun terdekat dari rumah kalian. Setelah itu transit di stasiun manggarai, lanjut naik kereta tujuan Tanah Abang. Turun di stasiun Sudirman, jalan kaki agak jauh ke halte dukuh atas. Terakhir, naik busway deh tujuan blok m.

Untuk review secara keseluruhan, Klo menurut aku kawasan grand wijaya ini seperti "little korea town" di Jakarta. Toko-toko dengan plang tulisan hangeul banyak disini. Entah sih itu tempat apa, tapi kayanya sih kebanyakan semacam bar atau tempat makanan khas gitu. Sedangkan KMart ini sebenernya supermarket gais bukan restoran. Banyak yang salah mengira klo KMart ini cuma restoran khas korea gtu. Mereka kaget pas pertama kali dateng karena mereka justru akan disambut dengan deretan rak-rak produk khas supermarket. Padahal tempat makan yg ada di foto paling bawah itu letaknya ada di pojok dalam supermarket. Produk yang dijual disupermarket semua produk korea, itu terlihat dari kemasan produknya yang rata-rata bertuliskan huruf hangeul. Sayangnya aku gak sempet foto keadaan supermarketnya. Mungkin lain kali di bagian part 2 ya. Oh ya, Selain itu disini juga jual side dish beku ala korea lho!

Nilai rasa makanannya 6/10. Jujur, rasa makanan disini masih kalah dengan restoran korea di mall.  Menu disini fokus pada Korean Street Food gtu. Kaya toppoki, udon, gimbab, dan odeng (semacam otak2 ikan yang direbus ditancap kayu. Buat kalian yang pernah liat drakor scane jajan pinggir jalan pasti tau deh). Ada satu makanan yang aku sebutin tadi, teksturnya terlalu kenyal dan asin, but it's depand on you! Selera lidah setiap orang beda-beda, siapa tau rasa yang aku gak suka malah berbanding kebalikan dikamu.


Untuk Harga tenang aja, setidaknya gak bakal nguras uang jajan bulanan kamu kok. Harganya cukup standar, yaitu kisaran 10-50 rb. Porsi yang disajikan juga gak sedikit! Kemarin, pas nyobain satu porsi toppoki aku gak habis dan minta di bungkus bawa pulang saking sayang karena masih kesisa banyak. Malah orang-orang disebelah aku ada yang makan satu porsi toppoki untuk 3 org. Gak hanya makanan, disini juga ada minuman juga sih. But, entah kenapa harga makanan sama harga minumannyaa kok sama ya?? Contoh, harga satu porsi toppoki 35k dan minuman seperti Matcha Float 30k. Tapi bagi kalian jiwa-jiwa irit, tenang aja.. Kalian gak akan dibiarin mati karena seret. Disana disediain air putih gratis  dengan wadah gelas alumunium ala korea drama yang bisa kalian ambil sendiri sepuasnya di dispensernya langsung.
.
Suasana tempat nya 8/10.. Aku suka konsepnya yang dibuat dengan konsep dapur terbuka. Tempatnya kecil, cuma bisa muat ±10 org. Aku jadi berasa duduk di warung kelontong di korea beneran. Ditambah lagi klo disamping ada orang koreanya asli yang lagi ngobrol pake bahasa korea. Gak ush mahal-mahal 10jt+ buat ke korea, dengan hal yang sesederhana kaya gini aja udah ngebuat aku berasa hidup di tanah yang sama dengan oppa oppa. Haha.
.
Btw, Customer disini banyak org korea asli lho! kalian bisa liat berbagai macam oppa dan ahjussi disini. Ada yang udh ganteng dan ada yang sedang proses untuk menjadi ganteng (?), alias mukanya lagi proses penyembuhan pasca oplas gituu. Mereka rata-rata ngomong bahasa korea, jd jgn heran klo ruangan ini dipenuhi dg kata-kata korea. Ada beberapa karyawan toko yang bisa bahasa korea. Tapi jarang ada yang ngomong karena org koreanya udh pada bisa ngomong Indo walaupun pengucapannya agak aneh. Oh ya, selama makan kalian juga akan di manjakan dengan lagu2 korea. .
.
Oprasional bukanya setiap hari, dari jam 8 pagi sampe jam 6 sore.
Kalo gak salah disini juga nerima pesanan dalam jumlah tertentu.

Sunday, October 1, 2017

Kunjungan Pertama Perpustakaan Nasional Tertinggi di Dunia #ExploreAlaIa

Hallo Pitchers!

Tau kan, kalau 14 September 2017 kemarin Presiden RI, Joko Widodo meresmikan sebuah gedung baru di Jl. Merdeka Barat, Jakarta Pusat ? Yap, Gedung setinggi 27 lantai yg baru diresmikan tersebut tak lain dan tak bukan adalah Perpustakaan Nasional RI. Perpunas yg merupakan pindahan dari salemba ini digadang2 jd perpustakaan tertinggi di dunia lho. Wow!

Karena penasaran banget kaya apa sih perpustakaan moderen milik Indonesia, akhirnya seminggu setelah peresmian perpustakaan ini aku otw kesana. Mau dari kampus atau dari rumah, aksesnya sih cukup gampang buat aku. Klo dari kampus aku bisa naik busway seharga Rp 3.500 sampe halte BI trs jalan kaki agak jauh tapi menyenangkan karena sidewalk di medan merdeka cukup rimbun utk ukuran kota Jakarta. Sedangkan klo dari rumah aku bisa naik kereta ke st. Juanda seharga Rp 4.000, trs biar irit bisa nebeng Bus tingkat gratis dari depan masjid istiqlal dan turun di halte balai kota yg gak sampai 100m dr perpunas. Tp perlu diingat, bus tingkat ini transportasi wisata, jadi dia berhenti disetiap halte dan itu cukup memakan waktu. Klo buru-buru, mending naik ojek online aja, harga normalnya kisaran Rp 5.000 - 7.000.

Pas pertama kali kesana, sempet melongo dlu di loby saking takjub sama arsitekturnya. Keren! Hati langsung jatuh cinta dipandangan pertama. Disambut oleh rak buku raksaksa yang memajang  buku-buku dengan lembaran yang terlihat usang, aku tiba-tiba berasa kaya di dalem perpustakaan luar negeri! Dalam hati langsung bertekad ingin keliling ke 27 lantai yang ada si perpunas ini seharian.

Lobby Perpustakaan Nasional RI

Oh ya, btw note nih buat kalian yg mau ke perpunas, jagan lupa buat planing tujuan kalian mau apa kesana. Terus liat keterangan petunjuk lantai yang ada di loby, kira-kira lantai berapa yang cocok dengan tujuan kalian biar gk nyasar! Jangan kaya aku yg saking semangatnya, jadi main asal naik lantai, eh gk taunya itu kantor karyawan perpunas. Ugh it's so awkward! Tiba-tiba pas keluar lift aku di liatin sama satpam dan dipandang mencurigakan karena mostly karyawan disana pada hari itu berpakaian batik, sedangkan aku pake baju kaos biasa. Akhirnya ditanya ada urusan apa, aku langsung spik dengan wajah yang so di bego-begoin "tempat pembuatan member dmn ya?" lol

Sebelumnya, aku udh daftar online di rumah untuk pembuatan kartu member 3 bulan lalu. Tp karena wkt itu perpunas blm selesai pindahan akhirnya baru bisa cetak kartu pas aku kesana. Daftar untuk jadi member ini bisa dimana aja. Namanya juga online, kalian bisa akses ini dirumah, dijalan, atau di perpunas nya langsung juga bisa kok. Disediakan komputer buat kalian yang mau daftar, kemudian kalian bakal dikasih nomor antrian buat sesi foto. Pembuatannya gak ribet dan gratis! Karena aku dtng pagi, blm terlalu rame, trs jg sebelumnya udh daftar, aku cukup lapor sama bagian administrasi, tanpa antri langsung disuruh foto. Gak sampe 10 menit kartunya udh jadi. So far, pelayanan publik perpunas jadi layanan favorite aku. Karena easygoing, efisien, dan yg paling penting ramah! Member card ini sifatnya gak wajib klo kalian cuma mau iseng main dan baca disana. Tp sifatnya akan jd wajib klo kalian mau pinjam buku dan lihat koleksi terbatas di perpunas.

Setelah membuat kartu. Masih di lantai yang sama kalian bisa titip tas di ruangan loker. Satu loker bisa muat 2-3 tas. Saran aku, buat kalian yang dateng sama teman mending share loker aja, jangan satu org satu loker. Kasihan yang lain nanti gak kebagian karena jumlah loker yang terbatas. Kalian cukup bawa barang yang penting aja! Gak boleh bawa makanan dan minuman! Bagi kalian yg bawa laptop, dipinjami tas khusus yg bisa diminta ke petugas loker. Sedangkan kalian yang bawa buku dan segala macam printilannya, sayangnya kalian gak bisa dapet pinjaman tas. Selanjutnya kalian bebas eksplor berbagai sudut perpunas ini.

Sarana komputer untuk registrasi sebagai member perpunas dan kartu member.

Aku memulai dr lantai pameran. Disana terdapat beberapa foto kegiatan kenegaraan, lukisan presiden RI, keterangan sejarah, dan semple buku biography tokoh RI. Kemudian lanjut keruang khusus diskusi yg amat sangat terpencil.

Foto Pak Jokowi dengan para Mentri bermain futsal yang membuat aku tertawa karena pertama kali lihat 
Pak Jokowi pakai celana pendek.


Ruang diskusi

Bosan melihat lantai "pembuka" saya langsung melejit naik ke lantai baca. Dan saya tertarik mengawalinya ke lantai layanan lansia, anak, dan disabilitas. Karena kebetulan saya sedang mencoba belajar huruf braille dan mencintai dunia anak-anak. Lagi-lagi aku jatuh cinta dengan tata letak dan arsitekturnya. Ruangannya menarik dan sepi tak ada orang. Aku satu-satunya pengunjung disana. Di lantai tsb ada dua ruangan. Sebelah kanan bagian lansia dan sebelah kiri bagian anak-anak.  Untuk bagian lansia, digabung dengan disabilitas. Fasilitas disana cukup memadai, selain ruang baca disediakan pula kursi roda serta alat bantu lain untuk lansia dan disabilitas. Kalau mau, ada pembimbing  bagi kakek, nenek dan penyandang disabilitas juga untuk melihat koleksi dari perpunas ini. Contohnya, saat aku sedang melihat-lihat di lansia corner, ada sepasang kakek dan nenek yang datang. Entah dari mana mereka, dengan penampilan biasa saja, penjaga perpustakaanpun langsung memberikan pelayanan pembimbingan dengan ramah. Ia menunjukan buku-buku yang manrik untuk kakek dan nenek sambil berbincang hangat. Ruanganpun mendadak tak sepi lagi. Oh ya, buku di lansia corner kebanyakan tentang kerajinan, resep masakan dan biography. Sedangkan  untuk disabilitas bukunya beragam, ada tentang agama, novel, biography dan sebagainya yang ditulis khusus dengan tulisan braille. Sayangnya, di disabilitas corner tidak ada buku dasar untuk belajar braille, jadi aku gak bisa belajar banyak disana. Setelah puas di lansia corner, aku move ke bagian kids corner. Lagi-lagi gak ada orang disana. Cuma ada 2 orang penjaga perpustakaan dan seorang satpam. Kids corner ruangannya lebih luaass ketimbang lansia corner. Dengan nuansa warna warni khas anak-anak, tak hanya buku, banyak mainan juga disana. Sungguh iri dengan anak-anak sekarang yang terfasilitasi dengan tempat sebagus ini, dulu jaman aku waktu kecil, diajak ke salah satu pusat toko buku di jakarta saja senangnya sudah bukan main.

Ruang baca Lansia dan disabilitas



Perpustakaan Anak

Gak terasa baru duduk di satu lantai saja sudah menghabiskan waktu aku seharian. Waktu udah nunjukin waktu jam 3. Dari pagi sampe jam 3 itu gak berasa banget! Liat jam aja langsung shock! Padahal niatnya mau keliling seluruh 27 lantai. Tp ternyata nggak kesampean. Takut kereta penuh kalau sudah sore, maklum aku berkunjung di hari kerja. Yang kalau sudah jam 4 keatas, kereta sudah sangat penuh dengan karyawan kantor yang ingin pulang.

Secara keseluruhan buat aku, perpunas adalah tempat yang menyenangkan. Sangat cocok untuk karakter aku yang suka tempat tenang tapi masih bisa diam-diam memperhatikan orang lain disekitar. Tempatnya yang moderen gak akan membuat kalian jenuh hanya dengan sekedar rak yang berisikan buku-buku. Disetiap sudut ruang, selalu ada spot cocok untuk sepi dalam kesendirian, atau bergabung dengan keramaian sosial, atau kalau mau eksis bisa selfie ala-ala kids jaman now.


Karena tempat ini masih terbilang baru, jadi masih ada beberapa hal yang harus dikembangkan ketahap yang lebih baik lagi. Penilaian saya, karena perpustakaan ini digadang-gadang menjadi perpustakaan tertinggi di dunia, maka tak salah jika saya membandingkan  dengan perpustakaan di negara lain. Menurut tolak ukur saya tersebut, perpunas masih mendapatkan nilai B. Yang artinya masih butuh peningkatan lagi. Entah itu pelayanan, teknologi, koleksi buku, dsb. Terutama dalam pemanfaatan setiap lantainya. Masih banyak lantai yang kosong dan fungsinya samar-samar. Contohnya lantai pameran. Saya tidak melihat simbol yang mengatakan bahwa itu adalah lantai khusus pameran saat berkunjung kesana. Apa yang dipamerkan sebagian besar adalab foto-foto masa kabinet kerja milik jokowi, pertanyaannya lantas bagaimana dengan masa presiden lain atau mungkin bisa dengan pameran budaya indonesia?

Lalu satu hal yang sangat saya sayangkan adalah jam oprasional perpustakaan. Seperti apa yang dikatakan bapak Jusuf Kalla saat peresmian perpustakaan lama. Yang sedikit menyindir kalau tidak seharusnya jam oprasional perpustakaan nasional sama seperti jam oprasional kelurahan. Di negara maju, perpustakaan nasional buka 24/7. Saya harap, ada pertimbangan khusus tentang waktu oprasional perpuns ini kedepannya.

Sekarang tinggal kita, sebagai masyarakat Indonesia. Pemerintah sudah memberikan fasilitas sedemikian lengkap. Tidak ada sedikitpun sisi negatif dari program usaha minat baca pada masyarakat. Akankah kita harus terus terbelakang dengan tingkat minat baca yang sangat rendah?

Buku itu pintu dunia teman-teman. Buat aku perpustakaan adalah pintu doraemon versi dunia nyata. Buku bisa membawa kita untuk menjelajah seluruh seluk beluk dunia, kita hanya perlu memilih dunia mana yang ingin kita buka.

Foto-foto perpustakaan

Aku baca buku chicken soup : graphic ilustration di kids corner sambil ngeliat taman da kaca jendela.