Sunday, October 1, 2017

Kunjungan Pertama Perpustakaan Nasional Tertinggi di Dunia #ExploreAlaIa

Hallo Pitchers!

Tau kan, kalau 14 September 2017 kemarin Presiden RI, Joko Widodo meresmikan sebuah gedung baru di Jl. Merdeka Barat, Jakarta Pusat ? Yap, Gedung setinggi 27 lantai yg baru diresmikan tersebut tak lain dan tak bukan adalah Perpustakaan Nasional RI. Perpunas yg merupakan pindahan dari salemba ini digadang2 jd perpustakaan tertinggi di dunia lho. Wow!

Karena penasaran banget kaya apa sih perpustakaan moderen milik Indonesia, akhirnya seminggu setelah peresmian perpustakaan ini aku otw kesana. Mau dari kampus atau dari rumah, aksesnya sih cukup gampang buat aku. Klo dari kampus aku bisa naik busway seharga Rp 3.500 sampe halte BI trs jalan kaki agak jauh tapi menyenangkan karena sidewalk di medan merdeka cukup rimbun utk ukuran kota Jakarta. Sedangkan klo dari rumah aku bisa naik kereta ke st. Juanda seharga Rp 4.000, trs biar irit bisa nebeng Bus tingkat gratis dari depan masjid istiqlal dan turun di halte balai kota yg gak sampai 100m dr perpunas. Tp perlu diingat, bus tingkat ini transportasi wisata, jadi dia berhenti disetiap halte dan itu cukup memakan waktu. Klo buru-buru, mending naik ojek online aja, harga normalnya kisaran Rp 5.000 - 7.000.

Pas pertama kali kesana, sempet melongo dlu di loby saking takjub sama arsitekturnya. Keren! Hati langsung jatuh cinta dipandangan pertama. Disambut oleh rak buku raksaksa yang memajang  buku-buku dengan lembaran yang terlihat usang, aku tiba-tiba berasa kaya di dalem perpustakaan luar negeri! Dalam hati langsung bertekad ingin keliling ke 27 lantai yang ada si perpunas ini seharian.

Lobby Perpustakaan Nasional RI

Oh ya, btw note nih buat kalian yg mau ke perpunas, jagan lupa buat planing tujuan kalian mau apa kesana. Terus liat keterangan petunjuk lantai yang ada di loby, kira-kira lantai berapa yang cocok dengan tujuan kalian biar gk nyasar! Jangan kaya aku yg saking semangatnya, jadi main asal naik lantai, eh gk taunya itu kantor karyawan perpunas. Ugh it's so awkward! Tiba-tiba pas keluar lift aku di liatin sama satpam dan dipandang mencurigakan karena mostly karyawan disana pada hari itu berpakaian batik, sedangkan aku pake baju kaos biasa. Akhirnya ditanya ada urusan apa, aku langsung spik dengan wajah yang so di bego-begoin "tempat pembuatan member dmn ya?" lol

Sebelumnya, aku udh daftar online di rumah untuk pembuatan kartu member 3 bulan lalu. Tp karena wkt itu perpunas blm selesai pindahan akhirnya baru bisa cetak kartu pas aku kesana. Daftar untuk jadi member ini bisa dimana aja. Namanya juga online, kalian bisa akses ini dirumah, dijalan, atau di perpunas nya langsung juga bisa kok. Disediakan komputer buat kalian yang mau daftar, kemudian kalian bakal dikasih nomor antrian buat sesi foto. Pembuatannya gak ribet dan gratis! Karena aku dtng pagi, blm terlalu rame, trs jg sebelumnya udh daftar, aku cukup lapor sama bagian administrasi, tanpa antri langsung disuruh foto. Gak sampe 10 menit kartunya udh jadi. So far, pelayanan publik perpunas jadi layanan favorite aku. Karena easygoing, efisien, dan yg paling penting ramah! Member card ini sifatnya gak wajib klo kalian cuma mau iseng main dan baca disana. Tp sifatnya akan jd wajib klo kalian mau pinjam buku dan lihat koleksi terbatas di perpunas.

Setelah membuat kartu. Masih di lantai yang sama kalian bisa titip tas di ruangan loker. Satu loker bisa muat 2-3 tas. Saran aku, buat kalian yang dateng sama teman mending share loker aja, jangan satu org satu loker. Kasihan yang lain nanti gak kebagian karena jumlah loker yang terbatas. Kalian cukup bawa barang yang penting aja! Gak boleh bawa makanan dan minuman! Bagi kalian yg bawa laptop, dipinjami tas khusus yg bisa diminta ke petugas loker. Sedangkan kalian yang bawa buku dan segala macam printilannya, sayangnya kalian gak bisa dapet pinjaman tas. Selanjutnya kalian bebas eksplor berbagai sudut perpunas ini.

Sarana komputer untuk registrasi sebagai member perpunas dan kartu member.

Aku memulai dr lantai pameran. Disana terdapat beberapa foto kegiatan kenegaraan, lukisan presiden RI, keterangan sejarah, dan semple buku biography tokoh RI. Kemudian lanjut keruang khusus diskusi yg amat sangat terpencil.

Foto Pak Jokowi dengan para Mentri bermain futsal yang membuat aku tertawa karena pertama kali lihat 
Pak Jokowi pakai celana pendek.


Ruang diskusi

Bosan melihat lantai "pembuka" saya langsung melejit naik ke lantai baca. Dan saya tertarik mengawalinya ke lantai layanan lansia, anak, dan disabilitas. Karena kebetulan saya sedang mencoba belajar huruf braille dan mencintai dunia anak-anak. Lagi-lagi aku jatuh cinta dengan tata letak dan arsitekturnya. Ruangannya menarik dan sepi tak ada orang. Aku satu-satunya pengunjung disana. Di lantai tsb ada dua ruangan. Sebelah kanan bagian lansia dan sebelah kiri bagian anak-anak.  Untuk bagian lansia, digabung dengan disabilitas. Fasilitas disana cukup memadai, selain ruang baca disediakan pula kursi roda serta alat bantu lain untuk lansia dan disabilitas. Kalau mau, ada pembimbing  bagi kakek, nenek dan penyandang disabilitas juga untuk melihat koleksi dari perpunas ini. Contohnya, saat aku sedang melihat-lihat di lansia corner, ada sepasang kakek dan nenek yang datang. Entah dari mana mereka, dengan penampilan biasa saja, penjaga perpustakaanpun langsung memberikan pelayanan pembimbingan dengan ramah. Ia menunjukan buku-buku yang manrik untuk kakek dan nenek sambil berbincang hangat. Ruanganpun mendadak tak sepi lagi. Oh ya, buku di lansia corner kebanyakan tentang kerajinan, resep masakan dan biography. Sedangkan  untuk disabilitas bukunya beragam, ada tentang agama, novel, biography dan sebagainya yang ditulis khusus dengan tulisan braille. Sayangnya, di disabilitas corner tidak ada buku dasar untuk belajar braille, jadi aku gak bisa belajar banyak disana. Setelah puas di lansia corner, aku move ke bagian kids corner. Lagi-lagi gak ada orang disana. Cuma ada 2 orang penjaga perpustakaan dan seorang satpam. Kids corner ruangannya lebih luaass ketimbang lansia corner. Dengan nuansa warna warni khas anak-anak, tak hanya buku, banyak mainan juga disana. Sungguh iri dengan anak-anak sekarang yang terfasilitasi dengan tempat sebagus ini, dulu jaman aku waktu kecil, diajak ke salah satu pusat toko buku di jakarta saja senangnya sudah bukan main.

Ruang baca Lansia dan disabilitas



Perpustakaan Anak

Gak terasa baru duduk di satu lantai saja sudah menghabiskan waktu aku seharian. Waktu udah nunjukin waktu jam 3. Dari pagi sampe jam 3 itu gak berasa banget! Liat jam aja langsung shock! Padahal niatnya mau keliling seluruh 27 lantai. Tp ternyata nggak kesampean. Takut kereta penuh kalau sudah sore, maklum aku berkunjung di hari kerja. Yang kalau sudah jam 4 keatas, kereta sudah sangat penuh dengan karyawan kantor yang ingin pulang.

Secara keseluruhan buat aku, perpunas adalah tempat yang menyenangkan. Sangat cocok untuk karakter aku yang suka tempat tenang tapi masih bisa diam-diam memperhatikan orang lain disekitar. Tempatnya yang moderen gak akan membuat kalian jenuh hanya dengan sekedar rak yang berisikan buku-buku. Disetiap sudut ruang, selalu ada spot cocok untuk sepi dalam kesendirian, atau bergabung dengan keramaian sosial, atau kalau mau eksis bisa selfie ala-ala kids jaman now.


Karena tempat ini masih terbilang baru, jadi masih ada beberapa hal yang harus dikembangkan ketahap yang lebih baik lagi. Penilaian saya, karena perpustakaan ini digadang-gadang menjadi perpustakaan tertinggi di dunia, maka tak salah jika saya membandingkan  dengan perpustakaan di negara lain. Menurut tolak ukur saya tersebut, perpunas masih mendapatkan nilai B. Yang artinya masih butuh peningkatan lagi. Entah itu pelayanan, teknologi, koleksi buku, dsb. Terutama dalam pemanfaatan setiap lantainya. Masih banyak lantai yang kosong dan fungsinya samar-samar. Contohnya lantai pameran. Saya tidak melihat simbol yang mengatakan bahwa itu adalah lantai khusus pameran saat berkunjung kesana. Apa yang dipamerkan sebagian besar adalab foto-foto masa kabinet kerja milik jokowi, pertanyaannya lantas bagaimana dengan masa presiden lain atau mungkin bisa dengan pameran budaya indonesia?

Lalu satu hal yang sangat saya sayangkan adalah jam oprasional perpustakaan. Seperti apa yang dikatakan bapak Jusuf Kalla saat peresmian perpustakaan lama. Yang sedikit menyindir kalau tidak seharusnya jam oprasional perpustakaan nasional sama seperti jam oprasional kelurahan. Di negara maju, perpustakaan nasional buka 24/7. Saya harap, ada pertimbangan khusus tentang waktu oprasional perpuns ini kedepannya.

Sekarang tinggal kita, sebagai masyarakat Indonesia. Pemerintah sudah memberikan fasilitas sedemikian lengkap. Tidak ada sedikitpun sisi negatif dari program usaha minat baca pada masyarakat. Akankah kita harus terus terbelakang dengan tingkat minat baca yang sangat rendah?

Buku itu pintu dunia teman-teman. Buat aku perpustakaan adalah pintu doraemon versi dunia nyata. Buku bisa membawa kita untuk menjelajah seluruh seluk beluk dunia, kita hanya perlu memilih dunia mana yang ingin kita buka.

Foto-foto perpustakaan

Aku baca buku chicken soup : graphic ilustration di kids corner sambil ngeliat taman da kaca jendela.



No comments:

Post a Comment