Tau kan, kalau 14 September 2017 kemarin Presiden RI, Joko Widodo meresmikan sebuah gedung baru di Jl. Merdeka Barat, Jakarta Pusat ? Yap, Gedung setinggi 27 lantai yg baru diresmikan tersebut tak lain dan tak bukan adalah Perpustakaan Nasional RI. Perpunas yg merupakan pindahan dari salemba ini digadang2 jd perpustakaan tertinggi di dunia lho. Wow!
Karena penasaran banget kaya apa sih perpustakaan moderen milik Indonesia, akhirnya seminggu setelah peresmian perpustakaan ini aku otw kesana. Mau dari kampus atau dari rumah, aksesnya sih cukup gampang buat aku. Klo dari kampus aku bisa naik busway seharga Rp 3.500 sampe halte BI trs jalan kaki agak jauh tapi menyenangkan karena sidewalk di medan merdeka cukup rimbun utk ukuran kota Jakarta. Sedangkan klo dari rumah aku bisa naik kereta ke st. Juanda seharga Rp 4.000, trs biar irit bisa nebeng Bus tingkat gratis dari depan masjid istiqlal dan turun di halte balai kota yg gak sampai 100m dr perpunas. Tp perlu diingat, bus tingkat ini transportasi wisata, jadi dia berhenti disetiap halte dan itu cukup memakan waktu. Klo buru-buru, mending naik ojek online aja, harga normalnya kisaran Rp 5.000 - 7.000.
Pas pertama kali kesana, sempet melongo dlu di loby saking takjub sama arsitekturnya. Keren! Hati langsung jatuh cinta dipandangan pertama. Disambut oleh rak buku raksaksa yang memajang buku-buku dengan lembaran yang terlihat usang, aku tiba-tiba berasa kaya di dalem perpustakaan luar negeri! Dalam hati langsung bertekad ingin keliling ke 27 lantai yang ada si perpunas ini seharian.
Lobby Perpustakaan Nasional RI
Oh ya, btw note nih buat kalian yg mau ke perpunas, jagan lupa buat planing tujuan kalian mau apa kesana. Terus liat keterangan petunjuk lantai yang ada di loby, kira-kira lantai berapa yang cocok dengan tujuan kalian biar gk nyasar! Jangan kaya aku yg saking semangatnya, jadi main asal naik lantai, eh gk taunya itu kantor karyawan perpunas. Ugh it's so awkward! Tiba-tiba pas keluar lift aku di liatin sama satpam dan dipandang mencurigakan karena mostly karyawan disana pada hari itu berpakaian batik, sedangkan aku pake baju kaos biasa. Akhirnya ditanya ada urusan apa, aku langsung spik dengan wajah yang so di bego-begoin "tempat pembuatan member dmn ya?" lol
Sebelumnya, aku udh daftar online di rumah untuk pembuatan kartu member 3 bulan lalu. Tp karena wkt itu perpunas blm selesai pindahan akhirnya baru bisa cetak kartu pas aku kesana. Daftar untuk jadi member ini bisa dimana aja. Namanya juga online, kalian bisa akses ini dirumah, dijalan, atau di perpunas nya langsung juga bisa kok. Disediakan komputer buat kalian yang mau daftar, kemudian kalian bakal dikasih nomor antrian buat sesi foto. Pembuatannya gak ribet dan gratis! Karena aku dtng pagi, blm terlalu rame, trs jg sebelumnya udh daftar, aku cukup lapor sama bagian administrasi, tanpa antri langsung disuruh foto. Gak sampe 10 menit kartunya udh jadi. So far, pelayanan publik perpunas jadi layanan favorite aku. Karena easygoing, efisien, dan yg paling penting ramah! Member card ini sifatnya gak wajib klo kalian cuma mau iseng main dan baca disana. Tp sifatnya akan jd wajib klo kalian mau pinjam buku dan lihat koleksi terbatas di perpunas.
Setelah membuat kartu. Masih di lantai yang sama kalian bisa titip tas di ruangan loker. Satu loker bisa muat 2-3 tas. Saran aku, buat kalian yang dateng sama teman mending share loker aja, jangan satu org satu loker. Kasihan yang lain nanti gak kebagian karena jumlah loker yang terbatas. Kalian cukup bawa barang yang penting aja! Gak boleh bawa makanan dan minuman! Bagi kalian yg bawa laptop, dipinjami tas khusus yg bisa diminta ke petugas loker. Sedangkan kalian yang bawa buku dan segala macam printilannya, sayangnya kalian gak bisa dapet pinjaman tas. Selanjutnya kalian bebas eksplor berbagai sudut perpunas ini.
Sarana komputer untuk registrasi sebagai member perpunas dan kartu member.
Foto Pak Jokowi dengan para Mentri bermain futsal yang membuat aku tertawa karena pertama kali lihat
Pak Jokowi pakai celana pendek.
Ruang diskusi
Ruang baca Lansia dan disabilitas
Perpustakaan Anak
Secara keseluruhan buat aku, perpunas adalah tempat yang menyenangkan. Sangat cocok untuk karakter aku yang suka tempat tenang tapi masih bisa diam-diam memperhatikan orang lain disekitar. Tempatnya yang moderen gak akan membuat kalian jenuh hanya dengan sekedar rak yang berisikan buku-buku. Disetiap sudut ruang, selalu ada spot cocok untuk sepi dalam kesendirian, atau bergabung dengan keramaian sosial, atau kalau mau eksis bisa selfie ala-ala kids jaman now.
Karena tempat ini masih terbilang baru, jadi masih ada beberapa hal yang harus dikembangkan ketahap yang lebih baik lagi. Penilaian saya, karena perpustakaan ini digadang-gadang menjadi perpustakaan tertinggi di dunia, maka tak salah jika saya membandingkan dengan perpustakaan di negara lain. Menurut tolak ukur saya tersebut, perpunas masih mendapatkan nilai B. Yang artinya masih butuh peningkatan lagi. Entah itu pelayanan, teknologi, koleksi buku, dsb. Terutama dalam pemanfaatan setiap lantainya. Masih banyak lantai yang kosong dan fungsinya samar-samar. Contohnya lantai pameran. Saya tidak melihat simbol yang mengatakan bahwa itu adalah lantai khusus pameran saat berkunjung kesana. Apa yang dipamerkan sebagian besar adalab foto-foto masa kabinet kerja milik jokowi, pertanyaannya lantas bagaimana dengan masa presiden lain atau mungkin bisa dengan pameran budaya indonesia?
Lalu satu hal yang sangat saya sayangkan adalah jam oprasional perpustakaan. Seperti apa yang dikatakan bapak Jusuf Kalla saat peresmian perpustakaan lama. Yang sedikit menyindir kalau tidak seharusnya jam oprasional perpustakaan nasional sama seperti jam oprasional kelurahan. Di negara maju, perpustakaan nasional buka 24/7. Saya harap, ada pertimbangan khusus tentang waktu oprasional perpuns ini kedepannya.
Sekarang tinggal kita, sebagai masyarakat Indonesia. Pemerintah sudah memberikan fasilitas sedemikian lengkap. Tidak ada sedikitpun sisi negatif dari program usaha minat baca pada masyarakat. Akankah kita harus terus terbelakang dengan tingkat minat baca yang sangat rendah?
Buku itu pintu dunia teman-teman. Buat aku perpustakaan adalah pintu doraemon versi dunia nyata. Buku bisa membawa kita untuk menjelajah seluruh seluk beluk dunia, kita hanya perlu memilih dunia mana yang ingin kita buka.
Foto-foto perpustakaan
Aku baca buku chicken soup : graphic ilustration di kids corner sambil ngeliat taman da kaca jendela.
No comments:
Post a Comment